Sejarah Perkembangan Kontruksi Jembatan (Perkembangan
Jembatan dari Setiap Zaman)
Jembatan merupakan
sebuah sarana dengan struktur tertentu yang dibangun untuk menghubungkan dua
atau lebih rentang hambatan fisik seperti sungai, jurang, teluk, lembah, dan
jalan sehingga dapat melintas dengan lancar dan aman. Jembatan pertama kali
dibangun dengan sangat sederhana dan alami tanpa campur tangan manusia seperti
kayu besar atau batu besar yang melintang di atas sungai.
Dari sinilah manusia mempunyai ide
untuk membangun konstruksi jembatan yang dari waktu ke waktu mengalami
perkembangan. Orang zaman dahulu membuat jembatan hanya menggunakan teknik
potong dan coba. Pada perkembangannya, proses pembuatan jembatan tidak hanya
mengandalkan kedua teknik tersebut. Proses pembuatan jembatan sudah menggunakan
berbagai macam teknik berupa penerapan ilmu pengetahuan sehingga dihasilkan
jembatanjembatan yang kukuh, kuat, dan memiliki unsur keindahan.
Berikut
ini adalah perkembangan jembatan dari setiap zaman:
1. Jembatan
Zaman Purba
Pada zaman ini
jembatan belum diakui sebagai hasil karya konstruksi karena pada zaman ini
manusia purba menggunakan batang kayu tumbang untuk menyebrang sungai. Manusia
zaman purba melintasi sungai dengan memasang pilar-pilar batu, kayu gelondongan,
atau pohon yang tumbang dengan bentang yang sangat pendek. Selain itu, mereka
juga manfaatkan akar-akar atau ranting-ranting pohon sebagai jembatan gantung
untuk bergelantungan melompati pohon satu ke pohon yang lain.
Jenis jembatan yang digunakan pada
zaman purba biasanya berbentuk jembatan balok sederhana, dan digunakan hanya
untuk bentangan yang pendek. Seperti yang dibangun diatas Sungai Euprat dan
Sungai Tigris di Babylonia kira-kira 2000 SM.
2. Periode
Romawi Kuno
Zaman Romawi Kuno
dimulai dari tahun 300 SM dan berlangsung kurang lebih selama 600 tahun yang
lalu. Pada zaman ini teknologi jembatan sudah mulai berkembang. Pada zaman ini
jembatan yang dibangun telah menggunakan kayu, batu, dan beton. Namun, untuk
jembatan batu dan beton, bentuknya sama seperti pada periode jembatan purba
yaitu berbentuk lengkung (arch). Akan tetapi, pada zaman ini manusia telah
mampu mengatasi permasalahan yang lebih rumit. Pada zaman ini mereka membuat
konstruksi jembatan yang dibangun di atas pilar yang berada di bawah air dan
melindunginya dari bahaya banjir.
3. Periode
Zaman Pertengahan
Zaman pertengahan di
Eropa berlangsung dari abad ke-11 sampai dengan abad ke-16 sesudah runtuhnya
Romawi. Secara fsik konstruksi jembatan pada periode ini tidak jauh berbeda
dengan periode romawi kuno. Bentuk jembatan lengkung dan pilar-pilar batu masih
sering digunakan pada jembatan periode ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa
Jembatan Rialto yang dibangun pada abad ke-16 di atas Grand Canal, Venice
adalah jembatan terbaik di zaman pertengahan dalam segi pengembangan teknik
jembatan dan estétika. Pada jembatan ini, jalan raya menghubungkan dua ruas
kawasan perdagangan yang mempunyai jalan masuk menuju jalur pejalan kaki
(footwalks) yang dibangun di bagian tepi dalam satu kesatuan konstruksi.
4.
Teknologi Jembatan Zaman Besi dan Baja
Periode ini
dilatarbelakangi adanya revolusi industri. Pada periode ini jembatan besi
dibangun dengan menggunakan prinsip-prinsip bentuk lengkung, terutama untuk
jembatan jalan raya. Pada era ini sudah menggunakan kantilever pada
konstruksinya. Pembuatan jembatan pada era ini menggunakan berbagai macam
komponen dan sistem struktur baja deck, girder, rangka batang, pelengkung,
penahan dan penggantung kabel. Jembatan besi pertama adalah jembatan
Coalbrookdale yang melintasi Sungai Savern, Inggris.
5. Zaman
Jembatan Gantung
Periode ini dimulai
pada abad ke-18. Pada tahun 1825 dibangun jembatan gantung Menai Straits,
Inggris. Konstruksi jembatan menggunakan menara batu sebagai pilarnya. Di tahun
1851 mengalami kemajuan dengan dibangunnya jembatan gantung Niagara, Amerika
Serikat.
6. Zaman
Jembatan Cable Stayed
Di Eropa jembatan
cable stayed berkembang dengan baik selama 3 dekade. Jembatan ini memiliki
keunggulan yang lebih baik dibandingkan dengan jembatan gantung.
7. Zaman
Jembatan Beton
Jembatan beton mulai
terkenal sejak tahun 1865 dengan bentang terpanjang yang pernah dicapai 78
meter. Konstruksi jembatan ini menggunakan gelagar beton bertulang. Jembatan
Lengkung Sydney merupakan jembatan beton lengkung terpanjang yang pernah
dibuat.
Tipe
Jembatan, Struktur Jembatan Dan Jembatan Komposit
A. Tipe-Tipe Jembata
Berdasarkan fungsinya dibedakan sebagai berikut :
- Jembatan jalan raya (highway
bridge)
- Jembatan jalan kereta api
(railway bridge)
- Jembatan pejalan kaki atau
penyeberangan (pedestrian bridge).
Berdasarkan
lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai beriku :
- Jembatan di atas sungai atau
danau
- Jembatan di atas lembah
- Jembatan di atas jalan yang
ada (fly over)
- Jembatan di atas saluran
irigasi/drainase (culvert)
- Jembatan di dermaga (jetty).
Berdasarkan bahan
konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
- Jembatan kayu (log bridge)
- Jembatan beton (concrete
bridge)
- Jembatan beton prategang
(prestressed concrete bridge)
- Jembatan baja (steel bridge)
- Jembatan komposit (compossite
bridge).
Berdasarkan tipe
strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
- Jembatan plat (slab bridge)
- Jembatan plat berongga (voided
slab bridge)
- Jembatan gelagar (girder
bridge)
- Jembatan rangka (truss bridge)
- Jembatan pelengkung (arch
bridge)
- Jembatan gantung (suspension
bridge)
- Jembatan kabel (cable stayed
bridge)
- Jembatan cantilever
(cantilever bridge).
Berdasarkan
menurut pemerintah
·
Jembatan Pelengkung
·
Jembatan Beruji Kabel
·
Jembatan Kabel Gantung
B. Struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
struktur atas dan struktur bawah
- Struktur Bawah
(Substructures)
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban
struktur atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air
dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke
fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah
dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :
1.
Pangkal jembatan
(Abutment)
2.
Dinding belakang
(Back wall)
3.
Dinding penahan
(Breast wall)
4.
Dinding sayap
(Wing wall)
5.
Oprit, plat injak
(Approach slab)
6.
Konsol pendek
untuk jacking (Corbel)
7.
Tumpuan (Bearing)
8.
Pilar jembatan
(Pier)
9.
Kepala pilar
(Pier Head)
10.
Pilar (Pier), yg
berupa dinding, kolom, atau portal
11.
Konsol pendek
untuk jacking (Corbel)
12.
Tumpuan (Bearing)
- Struktur Atas
(Superstructures)
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban
langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban
lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
1. Trotoar :
- Sandaran dan tiang sandaran
- Peninggian trotoar (Kerb)
- Slab lantai trotoar
2. Slab lantai
kendaraan
3. Gelagar (Girder)
4. Balok diafragma
5. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang)
6. Tumpuan (Bearing)
Konstruksi komposit (composite structure) adalah konstruksi
gabungan dari material yang berbeda jenis, dimana terdapat kerjasama antara
kedua bahan tersebut dalam memikul beban. Umumnya konstruksi merupakan gabungan
antara material beton dan material baja yang secara teknis direncanakan untuk
menerima beban-beban yang sangat besar seperti pada bangunan jembatan.
Suatu struktur gelagar jembatan yang menggabungkan antara
bahan baja dan beton dapat dikategorikan sebagai konstruksi komposit apabila
antara kedua bahan tersebut (pelat beton dan balok baja) terjadi aksi komposit
(composite action) yang baik. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan memasang
alat penghubung geser (shear connector) pada bidang kontak antara baja dan
beton. Bila aksi komposit dapat dicapai dengan baik, maka akan diperoleh
efisiensi dimensi gelagar (stringer) yang lebih ekonomis dari bangunan.
- Kelebihan Sistem Komposit
1.
Profil baja dapat
dihemat mencapai 20 – 30 % dibandingkan dengan balok non komposit.
2.
Penampang atau
tinggi profil baja lebih rendah, sehingga dapat mengurangi atau menghemat tinggi
lantai (storey height) pada bangunan gedung dan tinggi ruang bebas (clearance)
pada bangunan jembatan.
3.
Kekakuan lantai
pelat beton bertulang semakin tinggi karena pengaruh komposit (menyatu dengan
gelagar baja), sehingga pelendutan pelat lantai (komposit) semakin kecil.
4.
Panjang bentang
untuk batang tertentu dapat lebih besar, artinya dengan sistem komposit baja
dan beton, untuk penampang yang sama, mempunyai momen pikul yang lebih besar.
5.
Kapasitas daya
pikul beban bertambah dibandingkan dengan pelat beton yang bebas di atas
gelagar baja.
- Kekurangan Sistem Komposit
Selain
keuntungan-keuntungan tersebut di atas, terdapat pula kerugian atau kekurangan
dari konstruksi komposit, yaitu untuk balok komposit statis tak tentu, aksi
komposit kurang berfungsi pada penampang yang memikul momen negative dimana
pada daerah momen lentur negatif hanya tulangan beton yang memikul gaya tarik.
Dengan demikian, maka perlu ada pembatasan dalam aksi komposit terutama pada
lebar efektif dan rasio modulus elastisitas, mengingat pengaruh kontinuitas dan
lendutan jangka panjang.
Komentar
Posting Komentar